Loving
Film Loving Vincent menjadi film animasi pertama di dunia yang benar-benar dilukis tangan dengan teknik melukis ala Vincent van Gogh. Terlebih untuk pecinta movie animasi sekaligus pengagum Vincent van Gogh.
Masing-masing orang punya pendapat berbeda soal pribadi dan musabab kematian Vincent. Dokter Mazery yakin jika Vincent bukan bunuh diri namun ditembak dari sudut bawah. Dokter berambut putih itu dengan antusias mengilustrasikan reka ulang kejadian. Keterangan tersebut menggiring asumsi Armand bahwa perisak bernama Rene Secretan adalah pihak yang patut dipersalahkan. Berlatar tahun 1891, sekitar satu tahun setelah Vincent van Gogh menembak dirinya sendiri di perut sebelah kiri.
Sebuah teknik tepat guna dalam membangkitkan simpati dan menyibak mitos-mitos yang menyelubungi si tukang lukis yang fenomenal. Keunikan film ini adalah bagaimana seluruh animasinya dibuat dari 65.000 lukisan, dilukis oleh sebuah tim yang terdiri dari a hundred twenty five pelukis. Alur movie yang merupakan gabungan antara alur maju dan flashback dibedakan dengan perbedaan gaya lukisan yang mencolok. Alur maju dilukis dengan warna-warna vibrant dan goresan kuas yang mencolok, mengingatkan akan lukisan-lukisan van Gogh.
Bahkan konon Van Gogh juga pernah memotong telinganya sendiri. Menurut cerita lain, Van Gogh tewas setelah dirinya merasa gila dan menghabiskan hidup di R.S Jiwa Saint-Pail-de-Mausole di Perancis. Konon kegilaan yang dialaminya adalah akibat dari aroma cat minyak yang terlalu sering dihirup. Setelah ramai jadi buah bibir di jagat maya, akhirnya film animasi panjang pertama yang disusun dari lukisan tangan ini hadir di layar lebar Indonesia.
TABLOIDBINTANG.COM- Pasangan Javier Bardem dan Penelope Cruz kembali berkolaborasi di layar lebar beradu akting untuk film Loving Pablo yang dijadwalkan rilis pada Juli 2018. Virginia pun menjadi salah satu goal operasi untuk membantu mengungkap pergerakan Pablo Escobar. Dan konflik inilah yang akan disajikan secara mendetail pada movie ini.
Sementara untuk efek suaranya, tampak aman dan sesuai dengan porsi per adegan yang ditampilkan dalam film. Meskipun begitu, film ini memberikan porsi yang adil untuk menceritakan sisi jahat dan sisi baik dari Pablo. Lo enggak hanya disuguhkan gambaran Pablo Escobar yang licik, kejam, dan tanpa ampun. Namun juga disuguhkan gambaran seorang Pablo yang merupakan family mandan peduli terhadap rakyat kecil.
Dan sejak pertemuan itulah Virginia terus menjalin hubungan dengan Pablo Escobar yang kelamaan berkembang ke arah hubungan yang terlarang, meskipun dia tau Pablo Escobar juga sudah memiliki istri dan anak. Namun, jika sang sinematografer bisa mengeksplorasi sisi negara Kolombia dengan lebih matang, kemungkinan visualnya bisa lebih menawan dan memanjakan mata.
Kelak movie ini satu-satunya movie yang menampilkan animasi berupa lukisan minyak. Namun, hubungan mereka yang unik tidak hanya karena alasan harta.
Hal ini terbilang mengganggu jika mengingat Virginia adalah narator utama film. Enggak heran kalau banyak sutradara yang mencoba mengisahkan kembali kisah Pablo Escobar, baik dalam bentuk film layar lebar maupun serial. Nah, film Loving Pablo ini adalah movie biopik terbaru tentang gembong legendaris tersebut.
Film ini diproduseri oleh Big Beach dan Raindog Films, dan didistribusikan oleh Focus Features. Film ini terinspirasi dari The Loving Story karya Nancy Buirski, film dokumenter tentang keluarga Loving dan kasus mereka.
Interpretasi yang Jeff Nichols gunakan di sini dalam membentuk kasus yang Richard dan Mildred hadapi itu akan mengingatkan kamu pada karya-karyanya sebelumnya, dari Take Shelter, Mud, dan Midnight Special. Sesunguhnya ketidakdilan itu sudah eksis sejak dahulu kala dan dengan perkembangan teknologi yang akan semakin canggih serta semakin menurunnya “kualitas diri” yang dimiliki umat manusia masalah tersebut akan semakin terasa acquainted dan umum. Banyak, dari cara yang cruel and cheap dengan menggunakan kekerasan hingga cara yang lebih elegan yaitu dengan menggunakan kasih sayang. Itu yang coba ditampilkan oleh film ini, ‘Loving’, karya terbaru dari sutradara Take Shelter, Mud, dan Midnight Special yang mencoba bercerita tentang ketidakadilan and the ability of love and loving.
Berduka Chadwick Boseman Meninggal, Wakanda Forever Bergema Di Twitter
Namun presentasi visible yang diberikan movie ini patut untuk diacungi jempol. Tapi menariknya keputusan untuk tampak “odd” itu justru kunci utama yang membuat ‘Loving’ terasa “extraordinary”.